14 October 2008

Curug Cimahi, 2 Oct 2008

Latar Belakang ;)
Hari kedua Idul Fitri, gw dan teman-teman Sidikalang gw yang terdiri atas Oberland, Anggiat/Iwan, Rika, Irma, Iem dan Raymond adeknya Rika jalan ke Curug Cimahi, Lembang, Bandung, Jawa Barat Indonesia! :D Rencana gw sebenarnya mau ke Maribaya karena disana juga ada curug sekaligus gua Belanda *kata teman gw*. Tapi karena Bandung pada hari kedua lebaran ini macetnya ampun-ampun dan kami juga bergerak udah kesiangan, jam 2, kami pun mengganti tujuan perjalanan yang atas usul dari saudari Iem ke Curug Cimahi, one of my destination list.

Pun sebelum ke Curug Cimahi kami sudah mengganti rencana perjalanan sebenarnya yaitu mau jalan ke Pengalengan, itu dengan pertimbangan kalau Irma dan Iem ga jadi ikutan, karena dua bocah ini susah banget dimintain konfirmasi mau ikutan apa engga, dasar tante-tante centil, katanya mau shopping hari itu. Next question is, kenapa harus bergantung dengan tante yang dua ini?? Nah, di rumah Ober ada mobil yang nganggur dimana muatnya hanya bisa 5 orang pas, ga mungkin lebih, pasti ga nyaman. Kalau mereka berdua ikutan otomatis ga cukup tuh mobil dan motor Ober harus dikerahkan juga, tapi kasihan kalau harus naek motor ke Pengalengan yang cukup jauh dari Bandung, mana cuaca mendung lagi.

Perjalanan
Kami kumpul di depan Kampus Unpad Dipati Ukur, sebelumnya Rika dan Raymond yang rumahnya di daerah Buah Batu datang ke rumah Ober di daerah Antapani. Di Dipati Ukur ketemu Irma dan Iem, complete team, then we move! Ini rencana masih ke Maribaya, Ober dan Iem naek motor, yang laen naek mobil. Kami bergerak, dan terus terang gw ga gitu tau Bandung, kami melewati daerah Ciembeluit terus menuju daerah hmmm... FO Rumah Mode deh pokoknya, trus dipersimpangan situ karena macetnya ga ketulungan, dan hujan mulai turun kami membatalkan rencana ke Maribaya dan memutuskan ke Curug Cimahi saja. Gw ga tau juga rute ke kedua tempat ini bagaimana. Katanya untuk menghindari daerah Kampus UPI (daerah Setia Budi bukan ya??) yang menuju Lembang, dan kami mengambil jalan dari daerah Sarijadi alias kampus Polban. Jalan dari daerah penduduk gt, daerah Parongpong. Lewat The Peak, trus keluarnya itu udah daerah Lembang Kampus Advent.

Dari situ kawasan Curug Cimahi udah deket, tinggal sekitar 5 km. Lewat jembatan yang lagi di perbaikin trus ada tempat berkemah Ciwangun Indah Camp. Nah, abis itu udah masuk ke daerah Curug Cimahi.

Curug Cimahi
Setiba di daerah Curug Cimahi parkiran udah penuh banget, utamanya dengan motor para ABG yang rame-rame datang kesini. Kesimpulan sementara gw, kalau hari libur Curug ini ternyata menjadi favourite juga sebagai salah satu tempat tujuan berlibur bagi warga Bandung sekitarnya, terbukti waktu kami kesana curug ini sangat ramai dengan pengunjung. Tiket masuk ke Curug ini seharga Rp 3.000 per orang. Dari tiket dan plank yang ada disana ternyata Curug Cimahi ini dikelola oleh Perum Perhutani.

Dari gerbang masuknya Curug udah terlihat, debit airnya tidak terlalu besar, tapi ketinggiannya mencapai 70m, tinggi juga, dibanding dengan Curug yang ada di Maribaya kata teman gw ini jauh lebih tinggi, malah kata teman gw curug di Maribaya itu malah kesannya seperti dibuat-buat karena paling hanya 5m, ga alami, karena ada dibawah jembatan gt, malah bagusan air terjun di Sidikalang kata temen gw... :D. Oh ia sekalian promo nih, di Sidikalang juga ada air terjun loh...hehhhe...

Untuk mencapai ke bawah, Perum Perhutani menyediakan jalan berupa anak tangga yang cukup rapi dan aman untuk di jalani, tentunya sebagai pengunjung kita juga harus memperhatikan keselamatan sendiri. Beberapa pinggiran anak tangga di kasih kayu pembatas tapi kebanyakan ga ada pembatas, so be careful and take care. Sepanjang perjalanan ke bawah yang berliku-liku, ada tempat-tempat perhentian bagi orang-orang yang kelelahan. Tempat perhentian berupa warung yang menyediakan minuman baik soft drink atau kopi panas, dan makanan juga, misal supermie2an, sadaaappp... Terus terang selama menuruni anak tangga kaki kiri gw, tepatnya di persendian lutut gw terasa sakit, padahal baru aja beberapa anak tangga, ga tau kenapa. Apa minyak persendiannya udah mulai habis hahahhahaa... *dasar cowo!!!, yang ga ngerti kasihan deh... :P*
You can see this photos to know the situation there.
Jalan ke bawah itu makan waktu 15-20 menit, mungkin kalau anda kuat dan cepat jalannya bisa juga antara 10-15 menit.

As I said before, tingginya sekitar 70m, airnya itu ga jernih, warnanya kecoklatan, dan debit airnya kecil, dan kalau di lihat ke atas, aliran sungai yang menyebabkan adanya curug ini juga ga terlalu lebar, sehingga air yang jatuh itu terlihat tipis.

Kawasan bawah curug ini nyaman untuk dinikmati, di kelola dengan baik, ada batu-batu yang bisa digunakan untuk beristirahat dan menikmati suasana curug. Curug ini di kelilingi pepohonan hijau. Kalau sepi atau ga terlalu ramai seperti sewaktu kami kesana, tempat ini bisa dijadikan tempat untuk menenangkan hati dan pikiran, menikmati hijaunya alam dengan suara gemuruh air yang jatuh dari atas.

Banyak pengunjung yang mandi di curug itu, malah ada yang berani langsung diri tepat dibawah jatunya air. It means airnya ga terlalu deras dan ga dalam. Sayang lupa bawa celana ganti, jadi ga bisa maen air, percuma dong maen ke curug, ia ga? Geblek emang gw, gw udah bawa kaos ganti dan celana dalam ganti, tapi celana luar malah ga bawa *dodol pisan*
Kalau dilihat keatas, jalan raya dan mobil yang melintas terlihat sih...jadi ga jauh dari jalan raya. Ada warung-warung yang jaraknya dibuat tidak terlalu dekat dengan curug, sehingga kesannya rapi dan bersih. Warung-warungnya juga menyediakan minuman baik itu soft drink maupun kopi instan dan supermi2an. Ada toilet yang bisa digunakan, tetep ya harus bayar hehehe...

Aktifitas yang kami lakukan disana hanya foto-foto trus makan supermi dan kopi hangat...tentunya sambil menikmati curug nya... Nikmatnya supermi ini... ;)

Naek ke atas udah kecapean, 25 menit waktu yang kami habiskan hanya menapaki setiap anak tangga ke atas. Pegel oi.... Tapi ga rugi juga sih, I enjoy there...

Maaf, ga bisa share angkot-angkotnya karena ga nangkot, tapi naek mobil yang nganggur, tapi menurut teman gw, kalo mau nangkot bisa dari Terminal Ledeng, so ke terminal Ledeng dulu, trus naek Ledeng-Parongpong, trus naek angkot kuning dari Parongpong entar dia lewat dari Curug Cimahi.

Learning
Kalo ke Curug inget bawa kaos, celana dan celana dalam ganti, jadi bisa maen aer... ;)

13 October 2008

Situ Patengan & Kawah Putih, 28 Sep 2008

Situ Patengan & Kawah Putih, 28 September 2008
My backpacking destination for this time is to Situ Patenggang, Bandung. I have planned to get here in my previous backpacking to Ciwidey, but because some of mistakes in time estimation we don’t have enough time to Situ Patenggang at that time. Sebenarnya ke Situ Patenggang ini juga karena rencana awal mau tour Garut dengan teman Sidikalangku batal, berhubung beliau sudah ada acara backpacking dengan teman SMA nya ke Ujung Genteng, gw da pernah kesana...

Sabtu 27 Sep 08 gw jalan ke Bandung karena bosen banget di kosan dan kosan udah sepi. Jam 2 berangkat dari Travel di Mang Kabayan Margonda Depok, dan sukur banget jalanan blon macet karena arus mudik. Sepanjang perjalanan tol Cikampek sih rame lancer, abis itu masuk tol Padalarang udah lega banget dan tiba di Bandung dengan lama perjalanan 2 jam 25 menit.
Perjalanan
Team kali ini ada 5 orang, gw, Oberland, Meriem, Irma, dan Nico adeknya Irma. Kami kumpul di Dipati Ukur depan Kampus UNPAD untuk naek DAMRI menuju terminal Leuwi Panjang. Rencana awal jam 9:30, Iem udah tiba dengan on time nya. Gw dan Ober tiba tepat pukul 10, karena kami pagi-pagi masak nasi untuk bekal perjalanan trus rumah ober jauh di daerah Antapani, trus nitip motor Ober di RS Boromeus dan jalan dari sana karena ga ada angkot. Paling parah Irma, udah kosan di belakang pool Damri dateng telat lagi, sampai gw dan Ober harus turun dari damri karena udah harus jalan dan mahluk yang satu ini blon dateng. Iem juga karena bosen nunggu kami di pool damri dia pergi nyari nasi hainam, katanya dia ngidam udah dari Jakarta. We lost one Damri and wait the other one.

Finally jam 10:30 berangkat dari Dipati Ukur menggunakan jasa DAMRI menuju terminal Leuwi Panjang dengan ongkos hanya Rp. 2000/orang, murah ya… Lama perjalanan 55 menit, tiba di terminal Leuwi Panjang jam 11:25, agak2 macet dan memang jauh sih…

Dari terminal Leuwi Panjang kami naek mobil Elf jurusan Bandung – Ciwidey. Sebenarnya ada bis dari Bandung ke Ciwidey, tapi lama ngetemnya kata bapak kenek Damri, dan dia lebih mengusulkan naek mobil Elf ini. Oh ia, mobil Elf ini warna nya macem-macem, ada yang item, putih, kuning, merah, dll, intinya liat aja tuisan Bandung – Ciwidey. Tips, Tanya ke supir ato “calo” yang suka teria-teriak di terminal nyariin penumpang, lewat Soreang apa tidak?? Kalo lewat Soreang mending tunggu mobil berikutnya, karena daerah Soerang tuh macet abissss… Mobilnya banyak kok, dan cepet penuh, kami hanya menunggu 5 menit dari mobil kosong dan penuh and ready to go… Ongkos hanya Rp. 7.000 dan lama perjalanan 1 jam 15 menit, 11:30-12:45. Hal yang unik di mobil Elf ini adalah, anda tidak akan mendapat kenyamanan sama sekali, karena kondisi mobil yang rada butut, dan satu baris bangku penumpang diisi oleh 5 orang, tak terkecuali termasuk di depan barisan supir. Untung kami penumpang pertama jadi bisa ambil posisi yang enak dengan mengorbankan penumpang yang di deket pintu yang mepet hihihihii…

Dari terminal Ciwidey, kami naek angkot warna kuning jurusan Terminal Ciwidey – Situ Patenggang, well, ini beneran angkot hanya warna kuning, kalo bukan kuning bukan angkot menuju Situ Patenggag, *udah seperti kuliah matematika diskrit nih ;)* Yang perlu diperhatikan di terminal ini, berhati-hatilah, begitu mobil elf yang anda tumpangi dari Bandung berhenti, banyak banget tukang ojek yang menyambut di pintu mobil sampai penumpangnya susah keluar. Langsung aja bilang mau ke Situ Patenggang, mereka akan berhenti mengejar anda dan menunjuk angkot kuning.

Lama perjalanan dari terminal Ciwidey ke Situ Patenggang lebih kurang 1 jam, kami berangkat pukul 12:50 – 13:45, ongkos Rp. 7.000 plus biaya masuk Situ Patenggang Rp. 4.000, jadi total Rp. 11.000/orang. Sepanjang perjalanan dari terminal Ciwidey ke Situ Patenggang kami melewati gerbang masuk Kawah Putih, Kolam Air Panas Cimanggu, Bumi Perkemahan Ranca Upas, kebun teh Rancabali dan berakhir di Situ Patenggang.

Situ Patenggang
See this picture to know the history of Situ Patengan, and see also the handsome guy…huahahahaa…ada yang keberatan?? Hihihii…
Gw ketik deh disini biar jelas :

“Berasal dari Bahasa Sunda Pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta putra dan putri titisan dewi yang besar bersama alam. Ki Santang dan Dewi Rengganis, mereka berpisah untuk sekian lama, karena cinta mereka yang begitu dalam mereka saling mencari dan akhirnya dipertemukan kembali di sebuah tempat yang sampai sekarang di namakan “Batu Cinta”. Dewi Rengganis pun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara/Pulau Sasaka). Menurut cerita ini yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau asmara senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka”

Luas situ patengan 48 ha, itu danaunya doang, daerah disekitar danau yang dijadikan tempat wisata sekitar 17 ha cukup luas dan menyenangkan berada di kawasan situ patengan ini. Dengan pohon-pohon yang membuat sejuk dan tenang suasana. Untuk menenangkan pikiran oke banget deh tempat ini. Danau nya ga luas, tapi daerah sekitarnya itu dikellingi oleh pohon-pohon dan kebun teh. Air danau ini ga jernih, dan agak kotor, sepertinya sih ga ada aliran air yang buat danau ini airnya bertukar.

Untuk lebih menikmati suasana di danau ini, kami menggunakan perahu untuk muter-muter di danau-nya. Ada dua pilihan perahu dayung atau perahu mesin. Perahu dayung, bisa dayung sendiri atau pakai jasa tukang perahu. Harga perahu setelah nego itu Rp. 60.000 dan kami menggunakan perahu mesin, kami membayangkan kecapean nantinya kalo make perahu dayung. Kami mulai mengelilingi danau ini, ga taunya bentar banget udah mendekati Batu Cinta yang menjadi tujuan kedua ketempat ini. And we decided langsung menuju Batu Cinta.
Batu Cinta

“Di Kaki Gunung Patuha yang udaranya sejuk serta panorama alamnya yang indah, terbentang sebuah danau uang konon danau ini mengkisahkan dua insan yang telah lama berpisah (ki Santang dan Dewi Rengganis) karena asmaranya yang begitu dalam akhirnya mereka dipertemukan kembali di sebuah tempat yang sampai sekarang di sebut Batu Cinta. Batu inilah yang menjadi saksi bisu di pertemukannya kembali cinta mereka” Mitos Masyarakat Patengan.

Batu nya bentuknya biasa aja (see the photo), tapi karena mitos yang bilang kalau pasangan kekasih yang pergi kesana akan menjadi pasangan abadi, happily ever after :D, tempat ini menjadi tujuan yang sepertinya kudu, wajib, harus di kunjungi orang-orang yang kesana. Batu ini pun penuh dengan tulisan nama-nama pasangan yang mengabadikan cinta mereka disana.

Sayang gw pergi sendiri, maksud nya bukan dengan pacar, maklum baru putus hehehe… tujuan gw kesana mau refreshing ngilangin penat di kepala ini, dan rasa resah gunda gulana di hati… *hoaaxx…berlebihan banget !!!* Yang jadi pertanyaan gw, kalo gw kesana dan duduk sendiri di batu cinta, apakah gw akan menjadi jomblo seumur hidup?? Huaaaa…tidaaaakkk… Ok, forget it!!! I believe I have someone there that God has been written to me ;) hehehee… Ciayooo…

Diseberang batu cinta ini, ada batu yang lebih tinggi lagi, kami pun naek kesana dan duduk agak lama menikmati suasana disana, suasana danau, hutan-hutan di sekitarnya, trus kebun teh nya. Tenang bangett…dan ga rame, jadi bener-bener untuk menenangkan diri banget deh gw kesana. Mana gw teriak sekencang-kencangnya untuk menghilangkan sesak di dada… *teteup berlebihan :P*

Kita pengennya lebih lama disana, tapi si tukang perahu udah teriak-teriak manggilin kita, karena dia udah ga ada teman ngobrol berhubung perahu yang satu yang lagi bersandar di situ udah pergi dengan rombongannya. Huh! Jadi menyesal nyewa perahu mesin, apalagi pas ngeliat ada sekeluarga yang mendayung sendiri, si bapak mendayung, istri dan anak-anaknya duduk manis menikmati pemandangan sekitar. Hmm…keluarga yang harmonis…

Pulau Cinta

Kenapa disebut Pulau Cinta? Katanya bentuk pulau ini berbentuk LOVE, dan mitosnya, kalau kita berhasil mengelilingi pulau ini satu putaran penuh maka cinta sepasang kekasih pun akan abadi selamanya. Mitosnya sama dengan batu Cinta, so semua yang ada disini bicara soal Cinta… I love talk about LOVE ;)

Sayang, si tukang perahu kami rese, dia ga muterin tuh pulau cinta dan pura-pura budek waktu kami bilangin dan dia malah langsung membawa perahu ketepi dan bersandar. Sialan!!! Udah dibayar mahal juga, mana tadi perjanjian waktu ga terbatas, sampai puas deh pokoknya… halah!!! Ngemeng doang lo!!! Sebel, yang paling sewot adalah saudari Meriem, dia ngomel teruss… Gw da sampe menghibur dia “udah lah Iem…iklaskan aja, lagian mau lihat apalagi???”, “Bah, bukan itu, kan asik muter-muter naek perahu, adem, tenang, kan seru… “ Dia ngomel terus deh, jiwa inang-inangnya keluar… hahaha…

Kebun Teh Rancabali

Nah, setelah si Iem dengan tidak terimanya diperlakukan demikian oleh seorang tukang perahu kami pun berjalan mencari angkot kuning. Begini, awalnya kami naek angkot kuning dari terminal Ciwidey ke Situ Patenggang, karena setiba di Situ Patenggang kami tidak melihat adanya tempat nongkrong angkot kami pun menanyakan ke si bapak supir angkot. Bapaknya nawarin untuk naek angkot dia lagi nanti baliknya, tinggal janjian jam brapa. Karena Ober dan Niko belon pernah ke Kawah Putih, kami sepakat jam 4 ketemu dengan bapak supir angkot di Situ Patenggang supaya ngeburu ke Kawah Putih. Ternyata si bapak ga ada juga, emang sih baru jam 15:30 tapi kalo di pikir-pikir ga mungkin bapaknya sampe lagi di Situ Patenggang jam 4 mengingat perjalanan pulang pergi terminal Ciwidey bisa sampai 2 jam lebih, si bapak pergi aja jam 3 kami lihat dari sana.

Kami pun berjalan ke atas sambil menunggu angkot yang lewat. Kami pun menikmati kebun teh Rancabali, gw sih sempet foto disana. Sewaktu Ober nego dengan angkot kosong yang sedang lewat. Oh ia, sepanjang perjalanan setelah lewat Ranca Upas kita bisa menikmati indahnya kebun teh Rancabali yang bak permadani yang keren abisss… all greeen!!!! Amazing!!!
You can see this picture…

Kawah Putih

Hasil negosiasi yang alot antara Oberland dan supir angkot ternyata tidak membuahkan hasil. Si supir angkot menawarkan paket Rp. 150.000 dari Situ Patenggang ke Kawah Putih trus lanjut ke Terminal Ciwidey. Kami menolak dengan itung2an asal yang kami buat. Kami sepakat hanya diantar di gerbang Kawah Putih, dengan ongkos Rp. 3000 rupiah per orang. Ternyata disepanjang perjalanan si supir angkot udah mikir abis, kalau dia balik juga pasti ga ada penumpang yang naek angkotnya, dan no income. Trus nego lagi, dia bilang Rp. 150.000 dengan gratis 3 orang masuk ke Kawah Putih, kami tidak mau. Trus bilang ke supirnya “udah pak, ga usah kami sampai di gerbangnya aja, trus entar dari sana naek ojek atau bis yang disediain”. Dia mikir lagi, kami menawar Rp. 120.000 termasuk tiket masuk ke Kawah Putih untuk 5 orang. Setelah nego lama akhirnya kami sepakat Rp. 130.000 untuk biaya angkot dari Situ Patenggang, masuk Kawah Putih beserta tiket masuk untuk 5 orang dan balik lagi ke Terminal Ciwidey.

Nah kalo diitung-itung kami sangat beruntung, kenapa? Berdasarkan info di blog bapak Faisal Idris, my office mate, itungannya seperti ini (udah di combine dengan harga actual yang kami dapet disana yah…hehee…). Ongkos dari Situ Patenggang – Gerbang Kawah Putih Rp. 3000/orang, Gerbang Kawah Putih – Kawah Putih (6km) dengan ojek Rp. 20.000/orang pulang pergi, tiket masuk Kawah Putih Rp. 6.000 *kayaknya dulu gw 10.000 deh*, trus angkot dari Kawah Putih – Terminal Ciwidey Rp. 4.000 plus kalo masih ada jam 6-an ;) . Jadi kalo diitung-itung seorang kena Rp. 33.000, kalo di kali 5 orang, udah Rp. 165.000 hehhee…hemat Rp. 35.000 alias 7.000 per orang dan plus nya kami nyaman di angkot dan pasti dapet angkot ke terminal Ciwidey.

Ok, itu kisah perjalanan dan itung-itungan duitnya. Sekarang kita bahas Kawah Putihnya. Perjalanan dari gerbang Kawah Putih ke Kawah Putihnya sejauh 6 km, dan jalannya itu tanjakan *gunung gt loh*. Waktu gw kesana pertama kali bulan Juni lalu jalannya masih rusak, dan banyak bebatuan gitu, sekarang sih udah di perbaikin dan udah lebih mulus lah. Tapi karena tanjakan nya ampun2, angkot kami sangat mengkawatirkan, tapi akhirnya kami selamat juga sampai ke atas. Oh ia, ada hal yang kocak, angkot kami berhenti sebentar di gerbang untuk beli tiket, nah pas disini ada pengamen yang sepertinya mabuk masuk ke angkot, sepanjang perjalanan dari gerbang ke Kawah Putihnya dia nyanyi dengan gitar kecilnya. Orangnya bau alkohol dan abis nyanyi dia coel-coel satu-satu untuk minta duit, dasar nih pengamen… Masa sih sampai disini aja ada pengamen?? Heran gw…merusak aja tuh orang
Tiba di puncak Kawah Putih jam 17:00, mobil pribadi kami ini *alias angkot* diparkir di parkiran yang lumayan luas… Kami mengajak si supir untuk bareng ke kawasan Kawah Putih tapi beliau menolak, ya sudah, bukan salah kami :P *lagian dia orang situ sebenarnya hehehe…*

Hmm… Kawah Putihnya udah ga seindah bulan Juni lalu sewaktu gw pertama kali kesana. Air kawahnya itu surut beberpa meter sehingga terbentuk endapan lumpur di pinggir kawah dan berwarna kuning belerang. Kalo kawahnya sih tetep berwarna turquoise. Cuma karena air kawahnya surut jadi kurang keren pas gw foto. Tapi tempat ini tetap menarik buat gw, keren abis….hamparan pasir putih, dan tebing gunung serta pohon-pohon yang hijau, tetep memukau buat gw… Mantap! Lihat deh foto-foto ini.

Kami disana hanya 45 menit, dan balik lagi ke Bandung, tentunya ke terminal Ciwidey dulu terus nyambung lagi dengan mobil Elf, menuju Terminal Leuwi Panjang. Dari terminal Leuwi Panjang karena udah ga ada bis Damri kami naek angkot Leuwi Panjang – Kalapa, dan Kalapa – Dago. Selamat sampai Bandung dan kami pun kembali ke tempat masing-masing untuk istirahat dan tidurrr…

Nice backpacking… Thanks to my friend yang udah gw paksa nemenin gw di backpacking ini dan buat saudara Faisal Idris yang atas tulisan di blog nya kami bisa menuju tempat ini dengan menggunakan angkot yang tepat dan ga pake acara nyasar hehehe…


Ayoo…backpacking bareng buat yang baca blog gw ini…